WARTECHNO.COM - Geliat kendaraan listrik roda dua dan roda empat, semakin intensif bersiap untuk era kendaraan listrik. Namun, dibalik eksistensi kendaraan listrik,ada kendala berat dalam hal program konversi dari kendaraan konvensional menjadi kendaraan listrik.
Tentunya kendala tersebut membuat harga unit motor listrik lebih tinggi dari harga motor bahan bakar atau konvensional. Proses konversi dan harganya, sangat berat diterima di seluruh segmen masyarakat. Biaya konversi per unit dapat mencapai puluhan juta dengan perkiraan harga baterai kisaranRp 8 juta, controller manajemen baterai sekitar Rp2 juta, juga dynamo motor listrik Rp3 juta. Rincian tersebuat baru sebatas komponen utama penggerak, belum termasuk bagian komponen lain, biaya jasa dan otomatis menambah budget biaya produksi motor listrik. Akibatnya, harga motor listrik akan jauh melampaui motor bahan bakar.
Pakar otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Yannes Martinus Pasaribu mengatakan melakukan program konversi dari kendaraan konvensional menjadi kendaraan listrik menghadapi banyak kendala.Juga kendala jaringan servis, belum terposisikan.” Banyak faktor penyebab harga motor listrik akan lebih mahal dari motor bahan bakar, mulai dari konversi bagian penggerak, bagian pendukung,jasa perakitan yang menjadi harganya tidak terjangkau lapisan masyarakat pengguna motor,” ujarnya.
Ditambah lagi soal perawatan dan perbaikan, terutama baterai yang masih sangat tinggi harganya. Kendaraan listrik, jika terjadi kerusakan terhitung lebih besar biayanya dibanding motor bakar.
Salah satu dukungan untuk menyukseskan program konversi, pemerintah berpartner dengan lembaga pembiayaan dan Lembaga keuangan. Tujuannya, konsumen lebih diringankan dan beralih ke motor listrik.
"Lembaga keuangan juga harus dukung, misalnya kredit dan sebagainya," tutup Yannes.